Stress Dapat Picu Asam Lambung
Oleh dr. Lili Soetjipto
Dokter Umum Adi Husada Medical Center
Bahkan, mungkin, gejalanya berbeda dari gejala sakit mag biasanya dan tidak disadari. Dokter Lili Soetjipto, dokter umum Rumah Sakit Adi Husada, Undaan Wetan, menjelaskan bahwa sebagian orang tidak sadar menderita sakit mag sehingga tidak segera melakukan pengobatan. Sebab, gejalanya sedikit bebeda dari mag. Selain itu, penderita merasa tidak melakukan tindakan yang dapat memicu peningkatan asam lambung, seperti tidak mengonsumsi makanan yang pedas atau asam serta teratur pola makannya.
“Stres karena tekanan suatu hal yang secara terus menerus dapat menjadi salah satu pemicu mag, namun selama ini tidak banyak disadari,” kata dokter Lili. Stres dapat dirasakan semua kalangan dan rentang usia. Misalnya, anak-anak atau para pelajar stres karena masalah pelajaran sekolah atau masalah keluarga dan orang dewasa stres karena masalah pekerjaan atau rumah tangga.
Gejalanya juga beragam, tidak selalu nyeri lambung, perih, mual, dan sakit kepala. Ada gejala lain, seperti dada terasa panas karena aktivitas refrak atau naiknya asam lambung, nyeri, sesak napas, batuk, tenggorokan kering, begah atau perut penuh, demam, badan sakit, migrain, dan diare. Semua itu bisa menjadi gejala meningkatnya aktivitas asam lambung. “Gejala yang berbeda seperti ini jarang disadari oleh pasien. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata mereka menderita sakit mag” terang beliau.
Selain karena penyebab tersebut, sakit mag bisa dipicu konsumsi obat tertentu. Misalnya, obat-obatan pereda nyeri, pengencer darah, dan antibiotik yang biasanya dikonsumsi orang yang menderita penyakit tertentu, seperti hipertensi, diabetes melitus, dan gangguan sendi.
Jika tidak segera diobati dengan benar, sakit mag bisa semakin parah hingga mengakibatkan erosi atau lecet pada dinding lambung yang dapat mengakibatkan nyeri hebat pada ulu hati hingga muntah darah. “Karena itu, jika merasakan gejala-gejala mag tersebut, segera berkonsultasi dan berobat ke dokter serta memperbaiki pola hidup,” tegas beliau.
Biasanya, pemeriksaan pada penderita mag dilakukan dengan dua cara. Yaitu, pemeriksaan infeksi melalui endoskopi (memasukkan alat untuk melihat. dan memonitor kondisi lambung) serta pemeriksaan laboratorium untuk melihat penyebabnya sehingga penanganan dan pengobatannya tepat.
Penyakit mag yang tidak segera diobati dan pengobatannya tidak tepat bisa semakin kronis. Sakit mag akan sering kambuh, tidak sembuh-sembuh, hingga mengganggu kualitas hidup penderita. “Pengobatan penyakit juga dilihat dengan berdasar pada penyebab dan gejala yang dirasakan. Itu juga harus diikuti perubahan pola hidup yang lebih sehat,” tutur Lili.
Sakit mag yang disebabkan jenis makanan tertentu atau stres biasanya diberi obat mag. Penderitanya harus melakukan perubahan pola hidup. Di antaranya, menjaga pola makan dan menghindari jenis makanan tertentu, seperti makanan asam dan pedas, kopi, teh, santan, serta cokelat. Jika sakit mag terjadi karena stres, bisa dilakukan psikoterapi untuk meredakan stres sehingga asam lambung tidak naik.
“Sakit mag karena infeksi bakteri, seperti Helicobacter Pilory, biasanya diberi antibiotik untuk membunuh bakteri dan menyembuhkan infeksi” papar dokter Lili.
Pengobatan mag memang membutuhkan waktu yang lama dan kedisiplinan. Termasuk mengubah pola hidup dan pola makan. Pengobatan jangka panjang memang dibutuhkan karena penyakit mag tidak bisa sembuh total, tapi ada kemungkinan kambuh lagi. “Karena itu, pengobatan yang dilakukan harus diimbangi pola hidup yang benar dan manajemen diri agar tidak mudah stres, ,” ujar beliau. (/c1/ono)
Radar Surabaya (04/15)